Sabtu, 11 Oktober 2014

Cerpen : Kisah Oky si suara Burung

Ginanjar Oky Saputra itu namanya. Oky panggilannya, dia anak pertama dia mempunyai adik perempuan bernama Putri Isabell, panggilannya Abel. Kedua anak itu sering terlihat bersama. Ya! Kakak beradik itu, walaupun si Kakak terlihat agak aneh tetapi dia sangat menyayangi adik nya itu terlihat karena ke duanya sering pergi bersama dan mengerjakan tugas bersama. Sang kakak yang mempunyai sedikit kekurangan tetap menemani sang adik, walaupun sang adik jauh lebih pintar dari sang kakak tetapi sang kakak lah yang selalu menemani nya, memboncengkan nya dengan sepeda bututnya. Sang adik pun tidak nampak malu dengan keadaan sang kakak.


Oky memang agak berbeda, dia sering di ejek oleh teman-teman nya. Bukan hanya teman saja tetapi ada tetangga jauh nya ada yang suka meledeknya. Tapi dia tidak pernah marah, dia tidak pernah menampakkan wajah marah, kesal ataupun membenci semua orang yang mengejeknya. Dia hanya diam, terdiam, menunduk ke bawah dan sesekali menghela napas. Banyak yang mengejek banyak pula yang merasa kasihan. Oky sering dibuli di sekolah. Hampir semua teman-teman nya mengejek nya mengajak bermain hanya untuk di hina, di caci, di jadikan kambing hitam.Miris sekali kehidupan nya. Bukannya guru tidak menegur anak-anak jahil itu, tetapi karena memang anak-anak murid SMP Hijau Daun itu terkenal sangat nakal dan bandel. Sudah di hukum guru masih saja suka menjahili Oky. Dulu sewaktu masih SD adik nya yang selalu membela sang kakak, tetapi karena sekarang sang kakak sudah memasuki bangku SMP sang adik tidak bisa lagi membela sang kakak.

Tetapi Oky tak pernah mengeluh dia berdoa agar teman-temannya tidak meledeknya, agar mengerti keadaanya. Siapa yang salah? Tidak ada yang salah dengan Oky, dia hanya tidak bisa berbicara dengan lancar, tidak bisa berbicara dengan keras, tidak bisa berbicara dengan jelas, terkadang dia mengeluarkan bunyi yang aneh, seperti orang tersedak. Bukan - bukan lebih tepatnya seperti suara burung!Kasihan Oky, masa mudanya sungguh tidak menyenangkan tidak seperti teman-teman yang lain yang bisa bebas bermain kesana kesini dan bebas bermain dengan teman yang disukai. Oky tidak mempunyai banyak teman karena keadaannya itu.

Hey! Kau manusia aneh?! Kenapa tidak sekolah saja di sekolah luar biasa saja! Ngapain kamu sekolah disini, disini itu tempat nya anak normal! Ledek salah satu temannya. Woko, dia yang meledek Oky. Dia yang suka mencela Oky, dia yang suka mengkambing hitam kan Oky. Woko Supardianto anak Bapak Supardianto yang kaya raya. Woko anak yang sombong, suka mencela dan bertingkah se-enaknya. Guru pun tak mau berurusan dengan Woko. Terkadang jika Woko melakukan kesalahan ada guru yang membiarkan nya. Tetapi ada juga yang tidak sungkan untuk memberikan hukuman.

Oky memang tidak sepintar Woko. Mungkin Woko adalah murid yang nakal, usil, jahil bahkan terlihat jahat tetapi prestasi di sekolahnya cukup memuaskan. Dia biasanya masuk dalam rangking 5 besar di kelas nya. Walaupun sekolahnya swasta tetapi itu adalah hal yang membanggakan mengingat nilai nya yang tidak jauh berbeda dengan sekolah negeri. Kalau di sekolah negeri Woko bisa mendapat rangkin 7 atau 8 di sekolah nya dia masuk dalam rangking 5. Itu semakin membuatnya sombong, karena Oky tidak masuk kedalam rangking 10 besar. Itu karena memang keterbatasan nya.

Hey! Gagu! Orang gak jelas! Bodoh! Pergi ke laut aja sono! Gak usah balik lagi kesini! Udah gagu pake bego lagi! Kata-kata yang amat pedas yang di lontarkan Woko sungguh menyayat hati Oky. "Yaaa allah.. Berilah kesabaran pada hamba mu ini, hamba juga tidak ingin seperti ini, hamba tidak meminta di lahirkan seperti ini, tapi apa daya walaupun seperti ini jadikan hamba mu ini menjadi manusia yang pandai mensyukuri nikmat MU ya allah..." Dalam hati Oky berdoa.

 Sampai suatu hari Oky memutuskan untuk berhenti sekolah karena dia malu. "Jika aku di SMP saja di hina dicaci, dimaki seperti itu apalagi jika aku masuk ke SMA? Yang anak-anaknya tidak seperti anak kecil lagi. Anak SMA yang sudah remaja bagaimana nanti nya aku harus menghadapi hinaan itu lagi?" Tanya Oky dalam hati. "Tidak-tidak! Aku tidak mau sekolah lagi sudah cukup aku di hina! Lagi pula aku bukan anak yang pintar bagaimana nanti kalau aku tidak naik kelas?" Pikiran negatif pun mulai berdatangan. Oky bersi keras tidak mau melanjutkan ke SMA. Walaupun sang adik sudah membujuk nya tetapi Oky tetap saja tidak mau bersekolah. "Aku tidak mau sekolah! Aku mau kerja saja cari uang." Kata Oky kepada kedua orang tuanya. Apa boleh buat, kedua orang tua Oky pun mau tidak mau menyetujui permintaan Oky.

"Mau jadi apa kamu nak kalo tidak sekolah?" Tanya sang ibu. "Jadi orang bu! bu Oky capek. Capek di hina terus sama temen-temen Oky. Apalagi Oky bodoh! Jadi buat apa sekolah, sudah cacat bodoh lagi!" Jawaban Oky sungguh menyayat hati sang Ibu. Oky tidak pernah begitu baru kali ini Ibunya melihat Oky seperti itu. Pasrah, tidak bersemangat, putus harapan. Sungguh sedih Ibu Oky. Tapi anaknya yang menjalaninya, kalau anak tetap dipaksakan untuk bersekolah takut nanti Oky kenapa-kenapa, biarkan saja lah... Siapa tahu suatu hari nanti Oky ingin melanjutkan sekolahnya. Pikir sang Ibu.

Oky tak lagi sekolah dia membantu sang ayah bekerja sebagai buruh bangunan. Kerja pertamanya hanya menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh tukang. Gaji nya tidak banyak karena dia pemula dan baru bekerja. Sehari Oky hanya dibayar Rp 30.000, lumayang bisa untuk jajan.

Dengan gigih, semangat tinggi, tanpa rasa lelah dan tak penah mengeluh sedikit demi sedikit Oky bisa menabung. Dia bahkan bisa menyekolahkan Abel sang adik sekolah hingga masuk universitas. Sungguh betapa senang nya sang ibu memiliki anak seperti Oky, walaupun keadaannya yang berbeda dengan orang normal, walaupun dia hanya sebagai buruh bangunan, walaupun dia hanya lulusan SMP, dia tetap bersyukur, tidak pernah mengeluh, tidak sombong.

Usia Oky sudah tidak muda lagi, dia telah melewati masa-masa dimana dia di ejek teman-temannya karena suaranya yang aneh, tidak bisa berbicara jelas. Kini siapa yang akan mengejek nya? Dia sudah menua, sudah tidak berdaya, Dia sekarang tinggal sendirian, kedua orang tuanya sudah lama meninggal dan sang adik dia tinggal di Jawa Barat bersama sang suami. Sang adik hanya bisa menelfon jika dia sempat karena dia juga sibuk bekerja.Kasihan Oky, kini dia mengurus dirinya sendiri.

Tamat


Assalamu'alaikum..
Tiba-tiba aja dapet inspirasi, langsung deh tangan nya yang bekerja. Tadi gak sempet pembukaan, jadi aku nulis nya di bawah aja ya? Mungkin ceritanya terlalu singkat, kurang jelas atau gimana terserah sampean sampean yang pada baca mau komen apa. Hehe..Semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita di atas ya?
Mohon maaf juga kalau ada salah dalam penulisan kata.Terimakasih sudah mampir dan mau membaca.
Wassalamu'alaikum wr. wb


Baca Juga :

0 komentar:

Posting Komentar