Selasa, 30 September 2014

Cerpen : Dikenal Satu Kampung

Assalamu'alaikum wr. wb
Cerpen itu apa sih?
Cerpen itu cerita pendek yang bisa dibaca di mana saja dalam waktu singkat yang lebih dari 1.000 kata dan tidak lebih dari 20.000 kata (kalo gak salah sih, hahaha). Kurang lebih 2 sampai 3 halaman, ceritanya pun fiksi. Saya iseng aja bikin cerpen tentang 17 Agustus. Mau baca? Silakan disimak :-D



Dikenal Satu Kampung
Sore kala itu Mela, Tuti, Puji dan Bondan sedang duduk santai di teras rumah Tuti. Mereka asyik bermain gitar. Bondan mahir bermain gitar jelas saja karena dia laki-laki. Kalau Mela, Tuti, Puji itu lagi belajar tapi yang sudah bagus memainkan gitar adalah Mela. Saat mereka sedang asyik bermain, tiba-tiba Pak RT menyapa mereka berempat “Wah wah waaah kompak banget niii anak remaja RT IV” ; “iya dong Pak” jawab Bondan, Mela, Tuti dan Puji sambil tersenyum. “Mela pinter main gitar ya?” Tanya Pak RT. “Aah nggak juga Pak RT, cuma bisa aja enggak pinter kok.” Jawab Mela merendah. Begini.. Kampung kita kan besok akhir bulan Agustus akan mengadakan acara untuk 17-an kita akan bikin panggung, nanti Mela dan teman-teman bisa ikut tampil nyayi sambil main gitar, bagaimana? Yaaaah.. itung-itung untuk memeriahkan acara laaaah.. “Emmm.. Gimana ya Pak? Mela kan belum terlalu mahir main gitarnya, nanti malu-malu in, lagian juga Mela gak biasa tampil depan umum”. Jawab Mela pesimis. “Justru karena belum biasa tampil di depan umum kamu harus belajar tampil di depan umum biar terbiasa, hehe.. Betul tidak?” Jawab Pak RT meledek. “Gimana nih?” Tanya Mela pada 3 sahabatnya itu. “Emang kapan acaranya Pak RT?” Tanya Puji. “Masih lama kok, tanggal 30 Agustus jadi kalian bisa latihan terlebih dahulu, gimana?” “Ia aja deh buat seneng seneng Pak RT ahaha” sahut Bondan meledek. “Wani piro hahaa” lanjut Tuti. “Oke Bapak anggap jawabannya ia” kata Pak RT. Waduuuuh kok jadi beneran ya? Jawab Bondan. “Bapak permisi dulu anak-anak, assalamu’alaikum. Wa’alaiumsalam warohmatulloh hiwabarokatuh, jawab Tuti, Puji, Bondan dan Mela.
Gimana nih gara-gara elu si ndan! Kata Mela sambil menepuk lengan Bondan. Loh kok jadi gue? Jawab Bondan. “Udah si tampil aja gak apa-apa kan? Toh yang nonton orang warga kita inih.” Tuti menyela. “Hah!! Bener nih kita bakalan tampil” Jawab Mela dengan muka agak sedikit di tekuk”. “Apa? Kita Lu aja kali sama Bondan gue mah enggak!” Jawab Tuti sinis. “Kok gitu si Tut?” jawab Mela. “Ya iyalah kan yang di suruh elu sama si Bondan Gue enggak” Jawab Tuti. “Kan Pak RT bilangnya kita berempat bukan cuma aku sama Bondan lagian…” Jawab Mela belum selesai berbicara. “Tau tuh si Tuti” Bondan menyela. “Udah gak apa-apa kita tampil, sekali kali laaah.. ya nggak si?” Jawab Puji santai. “Gak ah!! Gue gak ikut, males” Jawab Tuti judes. “Ya udah kita bertiga aja, gimana pada mau enggak?” Tanya Puji. “Gue si oke-oke aja. Jawab Bondan santai. “Gimana mel? Lu ikut kan? Nanti lu yang main gitar gue yang nyanyi hahaha…” Jawab Puji sambil tertawa. “Yeee.. diem! Oke gue anggep jawaban lo iya” Sahut Bondan. “Laaah kok jadi kayak pak RT si? Mekso! (bahasa jawanya keluar) Orang lagi pikir-pikir juga” Jawab Mela. “Abis Lu mikir kelamaan wkwkwkk” Jawab Bondan meledek. (semua tertawa)
Oke kita masih punya waktu 3 minggu ni buat latihan, mau nyayi lagu apa? Tanya Bondan. Yaaaa pasti lagu korea Laaa.. Jawab Mela. “Hadeeeh.. mentang-mentang suka korea” Jawab Bondan. “iya aku setuju bingit” jawab Puji. “Ya udah kita nyanyiin lagu Melted sama Give Love ya? Aku kan main gitarnya cuma bisa lagu itu.” Jawab Mela sambil mengedip-ngedipkan mata. “Ya udah gue juga suka kok lagunya.” Jawab Puji. “Oke sip” kata Bondan singkat.
Setiap pulang sekolah mereka bertiga latihan bersama. Sampai akhirnya malam minggu, 30 agustus mereka siap tampil di depan warga. “Deg-deg gan nih?” kata Mela gelisah. “Sama gue juga” sahut Tuti. “Udah si santai aja” kata Bondan. Bondan memang orang yang pembawaanya santai, cuek dan pendiam. Sampai saatnya tiba mereka naik ke atas panggung. “Busheeett!!! Yang nonton banyak juga ya? Gak nyangka gue” kata Puji kaget. “Tambah deg-deggan ni aku”. Jawab Mela dengan muka pucat dan keringat dingin. “Tiba-tiba gue jadi kebelet ni!” kata puji. “Udah sekarang fokus, santai dan tenang” Kata Bondan menenangkan Puji dan Mela.
Oke mereka mulai memainkan musik. Mela dan Bondan dengan gitar akustiknya duduk di pinggir dan Puji duduk di tengah. Jreeeeng… Bondan mulai memainkankan gitarnya dan Mela ikut menyusul memadukan nada dengan gitar Bondan. Mereka bertiga pun menyanyi dan memainkan gitar dengan sangat bagus. Teriakan dan tepuk tangan penonton tak henti-henti. Tanpa terasa 2 buah lagu telah mereka nyanyikan. “Udah selesai ni? Cepet banget ya?” tutur Puji. “Hahahaa.. palah ketagihan. Pengen yang Lama sono lu bikin konser sendiri!” ledek Bondan. “tau tuuh Puji, tadi katanya kamu kebelet?” sela Mela. “Hahaha.. itu kan karena deg-deggan jadi mules gue sekarang udah enggak” Jawab Puji sambil tertawa.
Setelah malam itu Puji, Bondan dan Mela menjadi lebih dikenal oleh orang satu kampung. Selesai.


Hihihi.. cuma sedikit yah pemirsah? Maaf kalo jelek yah? Semoga saya bisa bikin cerpen yang lebih bagus lagi. Okeh? Sampai disini dulu yah? Semoga cerpen tadi menginspirasi kita. Selamat siang dan selamat beraktifitas.
Wassalamu'alaikum wr. wb

Baca Juga :  

0 komentar:

Posting Komentar