Sabtu, 06 September 2014

Cerpen Nasehat dan Doa untuk Ibu

Annyeonghaeseo..

Hai.. aku bingung nih, punya blog tapi gak pernah nulis bingung juga mau nulis apa? Just share aja yaaah.. apa yang lagi aku suka. Aku suka jalan-jalan yaaaah kalo orang gaul bilang si travelling.. hehe, kalo orang suka travelling pasti suka juga sama yang namanya "foto" ia gak? Aku suka korea, aku juga suka yang namanya oret-oret buku nulis tulisan hangul yaaah pokoknya yang gak jelas gitu laaah.. Itu aku.. hehee.. dan sampe akhirnya aku nulis cerpen. Gak tau bagus apa engga tadinya aku nulis cerpen buat dikirim ke redaksi koran gitu biar dapat honor kalo eh kalo di terbitin, setelah aku cari tahu di eyang google eh ternyata gak semudah yang aku pikir, ternyata banyak penulis yang berbakat di Indonesia ini yang gak pernah aku tahu.. maklum laaah aku kan bukan penulis. hehehe :-D Oke deeeh dari pada cerpen ku di anggurin aku share aja di blog ku ini.

^^Happy Reading...^^


Nasehat dan Doa untuk Ibu



Allahu akbar allahu akbar!! Suara adzan berkumandangn dengan sangat indahnya. Di sebuah rumah terdengar suara Ibu memanggil Adi! Adi! Bangun nak sholat subuh dulu! Suara ibu itu agak keras. Itu suara Ibu Darsini dan tak ada sahutan apapun dari Adi. Nama lengkapnya Adi Baskoro. Dia adalah anak semata wayang Ibu Darsini, Baskoro ayah Adi telah meninggal 2 tahun yang lalu akibat kecelakaan, ayah Adi mengantuk saat mengendarai truk yang dibawanya. Saat itu adi masih kelas 2 SMP. Setelah kejadian itu Ibu Darsini harus banting tulang demi menghidupi dan menyekolahkan anaknya Adi Baskoro. Apalagi saat itu Adi akan mengahadapi Ujian Sekolah dan akan masuk Sekolah Menengah Atas, perlu biaya yang tidak sedikit bukan?

Adi… bangun nak! Ayo kamu sholat subuh dulu, Ibu mau ke pasar! Kata ibu Adi agak keras. “Dari tadi di suruh bangun susah banget si?! Mau Ibu siram pake air ya!”. Dengan mata masih terpejam Adi yang masih memeluk bantal gulingnya hanya mengatakan “hmmm..” Akhirnya Plaaakkk!! Ibu Darsini melayangkan tangannya memukul pantat Adi. “Aduh! Sakit Bu! Iya iya Adi bangun” (sambil mengelus pantat). “Masa Ibu harus pukul kamu dulu biar bangun! Sholat dulu sana Ibu mau ke pasar, Ibu udah kesiangan ni!” Adi pun beranjak dari tempat tidur dia memeluk Ibunya dari belakang dan mengecup pipi Ibunya. “muach, ia Ibu sayang” kata Adi penuh kelembutan. Teplaaak!! Dipukulnya kepala Adi dengan sayur dagangan Ibu Darsini. “Ih kok Adi di pukul si Bu?” Tanya Adi heran yang langsung melepaskan pelukannya. “Mulutmu itu Lhoo bau! Gosok gigi dulu sana.” Toweng weng weng!! Sontak Adi meletakkan tangan kanannya di depan mulutnya dan “Haaaah…emm.. wangi” (dengan raut muka aneh karena mencium bau mulutnya sendiri).

Bu Darsini sangat menyayangi Adi hanya saja dia tidak pernah menunjukkan rasa sayangnya kepada anaknya karena takut nanti anaknya jadi manja. Dan Adi sebaliknya dia anak yang suka merayu ibunya, selalu mengatakan hal yang indah kepada Ibunya walaupun Ibunya suka memarahinya karena sholat Adi masih bolong. Dia tidak pernah sholat 5 waktu. Yang sering ia kerjakan hanya sholat dhuhur saat di sekolah dan maghrib saat ada Ibunya. Subuh pun jarang jika ibunya sudah pergi ke pasar dia tidak bangun untuk sholat subuh.

Setelah Adi sholat dan Ibunya pergi ke pasar Adi pun lekas mandi karena akan pergi ke sekolah. Bu Darsini sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Adi. Walaupun hanya nasi, ikan asin dan kerupuk itu sudah cukup untuk Adi. Keluarga Bu Darsini memang bukan orang kaya, Adi dan Ibunya selalu makan sederhana bisa dibilang ala kadarnya. Adi pun tak pernah mengeluh soal makanan. Kalau memang ada rejeki lebih Bu Darsini selalu membelikan ayam potong untuk di masak di rumah karena Adi sangat suka dengan ayam goreng.

Malam telah tiba setelah selesai sholat maghrib. Adi mencium tangan ibunya. Bu Darsini berbicara serius kepada Adi. “Nak…(Adi menaruh kepala di pangkuan Ibunya) kamu kan sudah besar sholat mu itu diperbaiki biar sempurna, bagaimanapun juga sholat 5 waktu itu wajib lhoo. Apa kamu pengen Ibu masuk neraka?” sontak saja Adi terbangun dari pangkuan ibunya yang belum lama itu. “Ibu kok ngomong gitu? Ya enggak laah bu.. Adi sayang sama Ibu, Ibu gak boleh masuk neraka.” Bu Darsini menghela nafas. “Ya kalau kamu enggak mau Ibu masuk neraka sholat mu itu diperbaiki nak, nanti kalau ibu sudah sudah tidak ada siapa yang akan menasehatimu? Siapa yang mendoakan ayah dan ibu?” Jlebb!! Adi tidak pernah membayangkan hal itu sebelumnya. Tapi kata ibunya itu memang ada benarnya. “Ibu enggak boleh ngomong gitu!” sambil mengelus kepala anaknya “Nak, sholat itu penting, kalau ibu suruh kamu sholat itu susah banget, ibu bingung harus ngomong gimana lagi ke kamu. Toh itu juga untuk kebaikan mu juga.” Adi terdiam sejenak. “Iya bu Adi akan belajar sholat 5 waktu.”

Pagi itu hari Kamis Adi bangun lebih awal. Itu membuat ibunya terkejut dan senang pastinya. “Alkhamdulillah… anak ibu yang paling ganteng subuh-subuh gini udah bangun.” Tumben Ibu muji aku biasanya kan cuek gumam Adi dalam hati. Ini pertama kalinya Bu Darsini memuji anaknya. “Ih ibu tumben muji Adi? Gak papa donk sekali kali bangun pagi tanpa harus dibangunin sama ibu?” Bu darsini tersenyum lebar. “sekali-kali muji kamu biar anak Ibu seneng hehe...” Lalu mereka berdua pun sholat subuh berjama’ah. Kali ini Adi benar-benar melakukan sholat 5 waktu. Sudah beberapa hari ini sholatnya tidak bolong.

Sampai akhirnya suatu hari saat di kelas Adi di panggil Kepala Sekolah. Tok! Tok! Tok! Adi kaget ternyata ada Pak Warsan tetangga Adi. Pak Warsan? Ngapain dia disini? Gumam Adi dalam hati sambil tersenyum melihat Pak Warsan. “Ada apa ya pak? Tadi Kata Bu Susi saya di panggil Bapak?” tanya Adi kepada Bapak Kepala Sekolah. “Di…” hanya kata itu yang keluar dari mulut pak kepala sekolah. Seraya tak kuat memberitahukan kepada Adi apa yang terjadi. “Ada apa pak? Bapak kenapa diam?” tanya Adi kebingungan. “ Ada apa ini pak? Bapak kenapa ada di sekolahan Adi?” tanya Adi kepada pak Warsan. “Ibumu Di…” dengan sedikit mengerutkan alis Adi bingung. “Ibu? Ada apa dengan ibu pak

“Pulanglah nak, tengok ibumu.” Kata pak kepala sekolah sambil meneteskan air mata. Adi pun menangis. “Gak mungkin, Ibu gak mungkin ninggalin Adi sendiri.” Adi pun lari keluar dari ruangan pak kepala sekolah. Dia langsung ke parkiran untuk mengambil sepedanya. Dia sama sekali tak ke kelas untuk mengambil tasnya dan berpamitan dengan guru. Sontak Pak Warsan mengikutinya dari belakang. “permisi pak, assalamu’alaikum” sapa pak warsan kepada kepala sekolah. “ia pak, hati-hati. Wa’alaikumsalam.”

Sampainya di rumah Adi langsung memeluk mayat ibunya yang sudah di mandikan. Ibu kenapa tega tinggalin Adi sendiri? Adi sayang ibu, Adi bakal rajin sholat bu. Ibu bangun! Jeritan adi membuat orang yang datang melayad ikut menangis. Ia sekarang sendiri, sebatang kara seorang yatim piatu. Dia tidak punya saudara bahkan saudara dari ibu dan ayahnya pun tidak ada. Sungguh ini sangat menyakitkan di usianya yang masih remaja di sudah harus hidup sendiri.

Kepala sekolah, guru dan murid sekelas Adi datang untuk melayad. Setelah pemakaman selesai Pak kepala sekolah berjanji akan memberikan beasiswa kepada Adi sampai dia lulus sekolah. Dan tetangganya Pak warsan dan warga sekitar juga berjanji akan mengurus segala kebutuhan Adi.

Masalah sekolah dan kebutuhan Adi sudah tidak dipikirkan lagi. Walaupun begitu ia tetap rindu ibunya, ibu yang selalu menasehatinya agar selalu sholat 5 waktu. Dan Adi pun sampai sekarang selalu sholat 5 waktu dan selalu mendoakan ibu dan ayahnya agar mendapat tempat terindah disisi ALLAH SWT. Selesai

Naaaah.. gimana? bagus gak? maap deh kalo cerpen karangan aku kurang bagus.. tapi semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerpen di atas yah? Jadi anak yang taat, patuh, kepada orang tua.. bagi kalian yang masih punya kedua orang tua lengkap sayangi lah mereka berdoa lah untuk mereka. apa lagi kepada Ibu, surga ada di telapak kaki ibu. Doa dan restu Ibu sangatlah penting karena restu allah adalah restu ibu dan murka allah adalah murka Ibu juga.

thanks for reading..
Mohon kritik dan sarannya di kolom bawah. Terima kasih ^_^


Baca Juga :



 

0 komentar:

Posting Komentar